Candi Ratu Boko

  1. 1.      Letak Geografis Candi Ratu Boko

 

Letak geografis Candi Ratu Boko adalah di Dusun Dawung, Kelurahan Bokoharjo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Jarak Candi Ratu Boko ke Prambanan adalah 3 kilometer ke arah selatan.

Ketinggian Candi Ratu Boko ,kurang lebih 195, 97 diatas permukaan laut. Luas wilayah Candi Ratu Boko adalah 25 Ha.

 

  1. 2.      Sejarah Candi Ratu Boko

 

Candi Ratu Boko merupakan peninggalan agama Hindu dan Budha. Sebelum tempat ini bernama “CANDI RATU BOKO” tempat ini bernama “CANDI DAWUNG”. Namun, nama pertama dari tempat ini adalah bernama “ABAYA GIRIWAHARA” yang artinya kediaman para biksu yang berada di atas gunung yang penuh dengan kedamaian dan dibuktikan oleh penemuan Prasati yang bernama Waunatengah dan Mantiasih pada tahun 792 M.

Pemimpin pertama di tempat ini adalah Rakai Panangkaran yaitu Raja dari Mataram Hindu dan juga sekaligus keturunan dari Dinasti Syailendra. Rakai Penangkara memerintah pada tahun 746 M sampai 784 M.

Pada tahun 856 M Rajanya diganti dengan Rakai Walaing Ukum Mbayoni yang memimpin pada tahun 856 M sampai 863 M.

Pada tahun 856 M tidak ada pemerintahan karena di daerah Boko terjadi bencana alam, yaitu meletusnya gunung berapi. Dahulu, masyarakat sekitar mempercayai jika ada bencana alam, dan tanah tempat mereka menyembah musnah, maka para dewa akan pergi.

Setelah masa pemerintahan Rakai Panangkaran, pada tahun berikutnya digantikan oleh Dinasti Isana (Raja Empu Sendok) yang memimpin selama 100 tahun.

Pada tahun 1790, bangunan Candi ditemukan oleh Van Boecholz dan diberinya nama “RATU BOKO”. Yang mempunyai arti “RATU” adalah penguasa dan “BOKO” adalah burung bangau.

Pada tahun 1937, candi ini dipugar. Dan yang merenofasi adalah Belanda yang hanya mengumpulkan batu-batu. Selanjutnya, pada tahun 1952 diambil oleh NKRI dan mendirikan gapura.

  1. 3.      Kelompok-kelompok Candi Ratu Boko

 

–          Kelompok Tengah

 

ð  Gapura

 

Gapura situs Ratu Boko terdiri dari dua buah bangunan berbentuk paduraksa dengan puncak bangunan (atap) berbentuk ratna dan berfungsi sebagai gerbang masuk utama.

Gapura 1 terbuat dari batu Andesit namun, lantai, tangga, dan pagar terbuat dari batu putih. Gapura 1, berukuran 12, 15 m, lebar 6,90 m, tinggi 5,05 m, dan mempunyai 3 pintu masuk.

Gapura 2 berukuran panjang 18, 60 m, lebar 9 m, tinggi 4, 50 m, dan mempunyai 5 pintu masuk.

 

ð  Candi Pembakaran

 

Candi Pembakaran berjarak 37 m dari gapura utama. Candi Pembakaran terbuat dari batu Andesit panjang 22, 60 m, lebar 22, 3 m dan tinggi 8, 2 m.Candi Pembakaran berfungsi untuk membakar mayat. Disana terdapat sumur yang berukuran 2, 30 m x 1, 80 m, kedalaman air  dimusim kemarau sekitar 2 m.

Dimasa lalu, air dari sumur ini digunakan pada upacara adat di Candi Pembakaran. Airnya dipercaya dapat memberikan keberuntungan keberuntungan untuk siapapun yang memakainya. Orang Hindu menggunakannya pada saat upacara adat Tawur Agung, sehari sebelum hari Nyepi untuk menjaga kebudayaan ini.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

ð  Paseban

 

Paseban ini terdiri dari 2 batur.  Paseban sebelah timur memiliki panjang 24,6 m, lebar 13,3 m dan tinggi 1,16 m. Sedang paseban sebelah barat memiliki panjang 24,42 m, lebar 13,34 m dan tinggi 0,8 m.

Kedua paseban ini dulu saling berhadapan, namun sampai sekarang fungsi ini belum diketahui secara pasti.  Dinamakan paseban karena disesuaikan menurut kata yang umum di gunakan oleh keraton jaman sekarang yang memiliki fungsi sebagai ruang tunggu tamu yang hendak menemui raja.

 

 

ð  Candi Batu Putih

 

45 meter dari Gapura, terdapat sebuah candi yang terbuat dari batu putih, yang bernama Candi Batu Putih.  Candi ini berfungsi untuk mengadakan ritual tertentu.

 

 

 

 

–          Kelompok Tenggara

 

ð  Pendopo

 

Pendopo memiliki panjang 40,80 m, lebar 33,90 m, dan tingginya 3,45 m.  Dasar dan atap terbuat dari batu andesit. Tapi, tubuhnya terbuat dari batu Kapur Putih yang lembut.

 

Bagian Luar Pendopo

Di dalam pagar ada 2 batur, batur utara dan batur selatan. Batur utara memiliki panjang 20,57 m, lebar 20,49 m dan tinggi 1,43 m. Batur selatan yang juga disebut sebagai pringgitan, mempunyai panjang 20,50 m, lebar 7,04m dan tinggi 1,51 m. Dua batur itu terhubung dengan koridor yang terbuat dari bartu andesit.

 

Bagian Dalam Pendopo

Di atas batur pendopo ada 24 umpak dan 12 di atas batur pringgitan. Umpak – umpak  ini diperkirakan digunakan untuk landasan tiang penyangga yang terbuat dari kayu.

 

ð  Candi Miniatur

 

Candi miniatur berfugsi sebagai tempat pemujaan Bangunan yang di tengah, yang berukuran lebih besar dibandingkan dengan kedua candi pengapitnya, adalah tempat untuk memuja Dewa Wisnu. Kedua candi yang mengapitnya, masing-masing, merupakan tempat memuja Syiwa dan Brahma.

 

 

 

 

 

 

 

ð  Kelompok Kolam – Kolam

 

Kompleks kolam terbagi menjadi dua bagian, yaitu kolam utara dan kolam selatan. Kedua bagian kolam dipisahkan oleh dinding pagar dan dihubungkan dengan gapura.

Kolam utara berbentuk persegi panjang, berjumlah 7 buah, 5 buah kolam berukuran besar dan dalam, sedangkan 2 buah berukuran kecil dan dangkal.

Kolam selatan terdapat 28 buah, 14 buah berukuran besar berbentuk bundar, 13 buah berukuran kecil berbentuk bundar serta 1 buah berukuran kecil berbentuk segi empat.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Kolam Selatan

Kolam Utara

 

 

 

 

 

 

ð  Keputren

 

Keputren terdiri dari 2 batur andesit menghadap ke barat. Batur selatan berukuran panjang 21,43 m, lebar 22,70 m dan tinggi 1,75 m. batur utara berukuran 16,40 m panjang dan lebar 14,90 yang terbuat dari batu andesit.Berfungsi untuk

 

ð  Sumur Amerta Mantana

 

Sumur bernama Amerta Mantana yang berarti air suci yang diberikan mantra. Letaknya di sebelah tenggara candi Pembakaran. Kini, airnya pun masih sering dipakai. Masyarakat setempat mengatakan, air sumur itu dapat membawa keberuntungan bagi pemakainya.

Sementara orang Hindu menggunakannya untuk Upacara Tawur agung sehari sebelum Nyepi. Penggunaan air dalam upacara diyakini dapat mendukung tujuannya, yaitu untuk memurnikan diri kembali serta mengembalikan bumi dan isinya pada awalnya.

Terdapat mitos jika ada orang yang menggunakan (membasuh atu meminum) air sumur ini, maka akan awet muda, semua permintaan kita akan terkabul, jika sakit air sumur ini dapat menyembuhkannya.

 

–          Kelompok Utara

 

ð  Gua Wadon (Perempuan)

 

Disebut gua wadon karena terdapat relief yang seperti alat kelamin perempuan atau symbol Yoni.

 

ð  Gua Lanang (Laki – Laki)

Disebut gua lanang karena terdapat relief seperti alat kelamin laki – laki atau symbol Lingga

Tinggalkan komentar